Pelaksanaan program kerja multidisiplin “Minyak Jelantah Membawa Berkah” oleh Tim II KKN Universitas Diponegoro di Balai Desa Pungsari (Foto: Dok. Pribadi) |
HALUANNUSANTARA.com - Desa Pungsari menjadi saksi kegiatan yang bermanfaat dari KKN TIM II Universitas Diponegoro (UNDIP) 2023/2024. Kegiatan ini merupakan pelatihan yang mengajarkan ibu-ibu anggota PKK Desa Pungsari tentang bagaimana cara memanfaatkan minyak jelantah yang biasanya dianggap limbah, menjadi produk bernilai tinggi, yaitu lilin aromaterapi. Pelatihan yang bertempat di Balai Desa Pungsari ini berlangsung pada sore hari dan dihadiri oleh puluhan ibu-ibu PKK yang sangat antusias.
Pelatihan ini diadakan dengan tujuan mengurangi dampak negatif minyak jelantah terhadap lingkungan. Minyak jelantah sering kali dibuang begitu saja setelah digunakan, dan hal ini dapat mencemari lingkungan, terutama tanah dan air. Dengan adanya program ini, KKN TIM II UNDIP ingin menunjukkan bahwa minyak jelantah dapat diolah kembali menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis. Salah satu produk yang dihasilkan adalah lilin aromaterapi, yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memiliki nilai jual yang cukup tinggi.
Kegiatan ini dimulai dengan penjelasan mengenai pentingnya pengolahan minyak jelantah. Para peserta diajarkan tentang bahaya membuang minyak jelantah sembarangan dan dampak pencemarannya terhadap lingkungan. Setelah itu, pelatihan dilanjutkan dengan demonstrasi langkah-langkah pembuatan lilin aromaterapi.
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses ini termasuk minyak jelantah, stearin, pewarna (opsional), essence atau aromaterapi, dan sumbu lilin. Alat-alat yang digunakan antara lain panci, pengaduk, cetakan lilin, kompor, timbangan, dan penyangga sumbu lilin.
Proses pembuatan lilin dimulai dengan menyaring minyak jelantah agar bersih dari kotoran dan residu. Minyak yang sudah disaring kemudian dipanaskan untuk mengurangi baunya. Stearin ditambahkan ke dalam minyak panas dan diaduk hingga larut sempurna. Pewarna dan essence atau aromaterapi ditambahkan sesuai selera, dan campuran ini kemudian dituangkan ke dalam cetakan lilin. Sumbu lilin ditancapkan saat campuran mulai mengeras. Setelah didiamkan hingga benar-benar mengeras, lilin aromaterapi siap digunakan.
Angel, salah satu perwakilan Tim KKN, mengungkapkan, “Kami sangat senang bisa berbagi ilmu dengan ibu-ibu PKK Desa Pungsari. Selain mengurangi limbah minyak jelantah, membuat lilin aromaterapi juga bisa menjadi peluang usaha yang menjanjikan.”
Ibu-ibu PKK yang hadir tampak sangat antusias mengikuti setiap tahapan pembuatan lilin aromaterapi. Mereka tidak hanya belajar tentang proses pembuatan lilin tetapi juga mendapatkan wawasan tentang pentingnya daur ulang dan bagaimana mereka bisa memulai usaha kecil-kecilan dari rumah. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran lingkungan sekaligus memberikan keterampilan baru yang bisa dijadikan sumber penghasilan tambahan bagi warga desa.
“Biasanya minyak jelantah kita masukkin langsung ke botol literan lalu dikumpulin untuk dijual. Tapi ternyata bisa dijadikan produk yang lebih bermanfaat, ya.” ujar Bu Endah, salah satu anggota PKK yang hadir. “Trus bisa dijual lagi. Lumayan banget.”
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan diskusi antara peserta dan mahasiswa KKN. Para peserta merasa puas dengan pengetahuan yang mereka dapatkan dan berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan di masa mendatang.
Melalui program ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya daur ulang semakin meningkat di kalangan masyarakat Desa Pungsari. Selain itu, keterampilan yang diperoleh dalam membuat lilin aromaterapi diharapkan dapat menjadi bekal untuk berwirausaha.